Archive for November, 2014

KTT ASEAN dan Visi Maritim Indonesia

Posted: November 20, 2014 in Politik
Tags:

KTT ASEAN dan Visi Maritim Indonesia

Solopos, 12-11-2014

Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri

Harian SOLOPOS, 12 November 2014

KTT ASEAN ke-25 akan diselenggarakan pada 12-13 November ini di Myanmar, puncak pertemuan itu akan diikuti oleh seluruh pemimpin Negara anggota ASEAN termasuk presiden Joko Widodo yang mengikuti  KTT ASEAN kali pertamanya setelah minggu lalu hadir di forum APEC di Beijing.

KTT ASEAN kali ini menjadi hal yang sangat penting karena tahun ini adalah setahun jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diterapkan pada tahun depan. Banyak isu-isu terkini yang melingkupi yang akan dibahas selain isu yang sudah ada sebelumnya terkait kesiapan anggotanya menghadapi MEA.

Isu terkini antara lain terkait dengan virus Ebola yang cenderung menjadi epidemik global serta bagaimana pencegahannya, dan yang menjadi isu yang tetap panas dan masih status quo adalah terkait dengan sengketa Laut China Selatan antara beberapa Negara ASEAN dan Tiongkok.

Isu ini juga menjadi ujian dan tantangan tersendiri bagi Indonesia, yang walaupun sampai saat ini Tiongkok tidak atau “belum” langsung berhadapan dengan Indonesia terkait sengketa di wilayah ini. Tetapi Indonesia juga harus tetap waspada, apalagi saat ini Indonesia dibawah pemerintahan baru Jokowi-JK mengangkat isu Poros Maritim dalam kebijakannya.

Apa tantangan bagi Indonesia dalam menguatkan doktrin Poros Maritim di ASEAN dan menghadapi konflik di Laut China Selatan?

Konflik di Laut China Selatan telah berlangsung sejak lama. Selain Vietnam, beberapa negara anggota ASEAN yang turut mengajukan klaim yang tumpang tindih yaitu Malaysia, Brunei dan Filipina.

Filipina bahkan telah mengajukan klaim tersebut ke pengadilan internasional. Bersama dengan Vietnam, kedua negara itu tegas menentang peta yang dibuat oleh Tiongkok menyangkut wilayah perairan yang mereka klaim.

Laut China Selatan merupakan kawasan laut yang terletak di kawasan Samudera Pasifik terbentang dari Singapura dan Selat Malaka di barat daya hingga Selat Taiwan di timur laut. Kawasan ini meliputi lebih dari 200 pulau kecil, bebatuan, dan karang yang sebagian besar berada di rangkaian kepulauan Paracel dan Spratly. Rangkaian kepulauan inilah yang seringkali diperebutkan sehingga menimbulkan ketegangan politik dari beberapa negara di sekitarnya.

Sebagai jalur perdagangan internasional yang sangat strategis. Laut China Selatan pada dasarnya merupakan no man’s island karena kawasan ini pada dasarnya tidak dimiliki oleh siapapun.

Berdasarkan Konvensi PBB dalam Hukum Laut (UNCLOS) yang telah diadopsi pada tahun 1982, setiap negara berhak untuk memasukkan wilayah hingga 12 mil laut sebagai bagian dari kedaulatannya dan 200 mil laut untuk Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).

Namun, salah satu pasal lain dalam UNCLOS yang berbunyi bahwa kawasan bebatuan yang tidak dapat menopang habitat manusia atau kehidupan ekonominya sendiri maka tidak memiliki zona eksklusif atau batas kontinen, seringkali menjadi alasan dari negara-negara yang melakukan klaim sepihak atas kepulauan Spartly dan atau wilayah Laut China Selatan untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi.

Hingga saat ini, Brunei Darussalam mengklaim Louisa Reef dan Rifleman Bank yang merupakan kawasan terpisah dari kepulauan Spratly, Filipina mengklaim tidak kurang dari delapan buah pulau kecil (islet) yang merupakan bagian dari kepulauan Spratly, Malaysia mengklaim 12 pulau tersebar di Laut China Selatan, Taiwan mengklaim beberapa kelompok pulau utama di Laut China Selatan dan merupakan negara pertama yang menduduki kawasan kepulauan Spratly. Sedangkan Vietnam dan Tiongkok merupakan negara yang mengklaim paling banyak, Vietnam mengklaim seluruh kawasan Kepulauan Spratly dan Tiongkok mengklaim seluruh wilayah Laut China Selatan.

Di balik sengketa tersebut, Setidaknya ada beberapa alasan jika ditinjau dari geopolitik. Kawasan ini diperkirakan beberapa negara mengincar kandungan minyak bumi dan gas alam yang terbenam di area tersebut. Kantor berita Tiongkok, Xinhua melansir kawasan tersebut memiliki cadangan kandungan minyak sebanyak 30 miliar metrik ton dan 16 triliun meter kubik gas.

Cadangan minyak telah ditemukan di banyak batas kontinen di sekitar kawasan ini. Hingga saat ini, diperkiran bahwa kawasan ini mengandung cadangan minyak sebanyak 7 milyar barel dan kapasitas produksi mencapai 2,5 juta barel setiap harinya.

Jumlah itu sama dengan sepertiga cadangan gas dan minyak Tiongkok. Selain itu, menurut Direktur Internasional Security Program di Lowy Institute, Australia, untuk urusan Kebijakan Internasional, Rory Medcalf, LCS juga menjadi jalur penting perdagangan bagi hampir semua negara utama dunia. Negara-negara yang terlibat dalam konflik karena klaim sepihak adalah Brunei, Filipina, Malaysia, Taiwan, Vietnam dan Tiongkok

Meskipun saat ini tidak memiliki kepentingan kedaulatan atas Laut China Selatan. Indonesia tidak melakukan klaim sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa negara yang telah disebutkan sebelumnya. Indonesia hanya melakukan klaim ZEE yang mana sama sekali tidak melanggar hukum laut internasional. Indonesia juga berpotensi untuk tertarik ke dalam konflik regional karena adanya kemungkinan perluasan klaim Tiongkok dan Taiwan hingga mencakup ZEE Indonesia, yaitu area Natuna Barat yang kaya akan cadangan gas bumi.

Tantangan Indonesia

Di KTT ASEAN kali ini Indonesia akan membawa dan mengenalkan Poros Maritim Dunia, setelah pada minggu lalu diangkat oleh presiden Joko Widodo dalam forum APEC di Beijing.

Poros Maritim Dunia menjadi doktrin bagi Indonesia sebagai kekuatan di antara dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik. Doktrin itu juga menekankan realitas geografis, geostrategis, dan geoekonomi Indonesia yang masa depannya dinilai tergantung kepada dinamika antara kedua samudera tersebut

Begitu strategisnya wilayah Indonesia dalam tataran geopolitik dan geoekonomi seperti dalam kasus LCS ini dan ditengah rivalitas baik dalam perekonomian dan pertahanan antara Amerika dan Tiongkok. Indonesia tidak boleh terperangkap dan terpengaruh hal itu dengan tetap mengedepankan kepentingan nasional seperti penjagaan seluruh Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan semangat  natural balance of power, di mana semua negara harus bahu membahu bertanggung jawab menghindari konflik dan perang agar jangan sampai terjadi.

Indonesia jangan sampai menjadi beban dan ikut terlibat dalam konflik Laut China Selatan. Tapi secara bersama dengan ASEAN, menjadi kawan yang selalu mengajak perdamaian.

Karena sangat strategisnya kawasan ini, Indonesia dengan doktrin Poros Maritim yang diangkat oleh presiden Joko Widodo menjadi sangat penting dalam memainkan peran dan tantangan di kawasan ini. Ini juga menegaskan kepada dunia bahwa Indonesia tidak menginginkan akan adanya konflik tetapi harus punya sikap sangat tegas dalam kasus ini.

Ahmad Syaifuddin Zuhri

Mahasiswa Pascasarjana Program China Scholarship Council (CSC) Jurusan Hubungan Internasional, Nanchang University, Tiongkok dan Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015

Link: http://pusdat.solopos.com/indeks

Diplomasi APEC dari Tiongkok

Posted: November 20, 2014 in Politik
Tags: ,

Diplomasi APEC dari Tiongkok

Diplomasi APEC dari Tiongkok.1

Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri*

Harian Suara Merdeka, 5 November 2014

Beijing akan menjadi tuan rumah pertemuan APEC (Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik) pada 5-11 November dan puncaknya adalah Pertemuan Pemimpin Ekonomi ke-22 pada 10-11 November 2014. Dalam pertemuan ini Presiden Joko Widodo dalam agendanya akan menghadiri dan menjadi lawatan internasional yang pertama kali.

APEC adalah singkatan dari Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik. Didirikan pada tahun 1989 di Canberra Australia yang bertujuan untuk menguatkan pertumbuhan ekonomi dan mempererat komunitas di negara kawasan Asia Pasifik.

Mempunyai 21 anggota yakni Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Australia, Chile, Tiongkok, Filipina, Hongkong, Indonesia, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Papua Nugini, Peru, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

21 anggota tersebut mewakili 41 persen populasi global, 49 persen perdagangan internasional, dan 56 persen PDB dunia. Menurut perkiraan IMF, Tiongkok akan memberikan kontribusi 27,8 persen dari pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2014. pembangunan berkelanjutan dan pengaruh Tiongkok akan menjadi mesin yang kuat untuk pengembangan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik dan lebih jauh.

Dalam APEC kali ini, Tiongkok menyiapkan sangat serius mulai dari lokasi penyelenggaraan  sampai isu yang akan diangkat dengan istilah “prioritas diatas prioritas”. Karena sangat pentingnya acara ini, Pemerintah kota Beijing dan diikuti oleh provinsi Hebei dan kota Tianjin -dua wilayah yang mengelililngi Beijing- untuk meliburkan kantor institusi pemerintahan, sekolah dan lembaga pendidikan umum  mulai 7-12 November serta menghimbau masyarakat untuk menggunakan fasilitas transportasi umum yang bertujuan untuk mencerahkan udara dan mengurangi kemacetan parah di ibukota tersebut.

Tiongkok, sebagai tuan rumah akan fokus dalam pertemuan tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi terbesar untuk memperkuat pembangunan di wilayah Asia-Pasifik. Dengan pertumbuhan ekonomi global masih terpuruk dan perekonomian Tiongkok melambat, negara-negara di kawasan Asia Pasifik sangat dinantikan untuk memainkan perannya sebagai mesin pertumbuhan ekonomi regional dan global.

Misi Tiongkok

Tiga isu utama yang diangkat oleh Tiongkok dalam APEC yang bertema “Shaping the future through Asia Pasific Partnership” tersebut yakni mempromosikan integrasi ekonomi regional, memajukan pertumbuhan ekonomi dengan reformasi dan teknologi dan untuk memperkuat pembangunan infrastruktur dan komunikasi yang komprehensif.

Menteri Luar Negeri Wang Yi dalam sambutannya di Lanting Forum mengatakan bahwa KTT APEC kali ini akan mengangkat isu utama yakni menciptakan Asia-Pasifik Free Trade Area (yang juga dikenal sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik, atau FTAAP). FTAAP adalah salah satu  strategi Tiongkok untuk mempromosikan integrasi regional dan akan menjadi alternatif kepada pimpinan AS yang membuat Trans-Pacific Partnership (TPP).

Sesuai dengan visi Tiongkok, FTA ini secara efektif akan menolak perjanjian perdagangan bebas yang sedikit demi sedikit yang saat ini ada atau masih berada di bawah negosiasi di antara negara Asia-Pasifik. Wang mengatakan “FTTAP akan membantu untuk mengintegrasikan mekanisme kerjasama bilateral dan multilateral regional dan mengurangi risiko tumpang tindih dan fragmentasi”. Ia berpendapat bahwa FTA ini “akan memecahkan masalah yang disebabkan oleh hambatan antara FTA yang berbeda, seperti regulasi dan persyaratan yang berbeda.”

Walaupun gagasan awal FTAAP sudah sekitar satu dekade lalu, Fred Bergsten (2006) dari Peterson Institute for International Economic berpendapat bahwa “FTA Asia Pasifik adalah langkah APEC berikutnya”

Dari perspektif Beijing, FTAAP yakni interkoneksi wilayah Asia Pasifik dengan Tiongkok sebagai pusat pertumbuhan ekonomi terbesar. Untuk melengkapi Rencana Tiongkok lainnya yakni Integrasi Ekonomi, Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim, yang berarti bahwa ekonomi di kawasan ini harus lebih terintegrasi. Kedua inisiatif tersebut juga fokus pada konektivitas literal – transportasi dan infrastruktur untuk menghubungkan negara-negara Asia-Pasifik. Tiongkok juga bermaksud untuk menekankan ini di APEC dengan mendorong  membuat “cetak biru” untuk interkonektivitas transportasi di Asia-Pasifik (jalan raya, kereta api, lalu lintas udara) dan regulasi.

Tiongkok ingin menjadi contoh kepemimpinan serta penekanan integrasi ekonomi dan interkonektifitas dan juga memosisikan dirinya sebagai pemimpin komunitas Asia atau dalam istilah Beijing yaitu Tiongkok dan Asia Pasifik adalah bagian dari “Komunitas yang berbagi masa depan”

Dalam konsep ini, Tiongkok menekankan bahwa keberhasilannya adalah pendorong utama untuk keberhasilan regional. Tiongkok  telah memberikan kontribusi lebih dari 50 persen dari pertumbuhan ekonomi di Asia.

FTTAP yang akan ditekankan oleh Tiongkok dalam APEC kali ini akan “berhadapan” dengan konsep TPP (Trans Pacific Partnership) AS.  Strategi AS di Asia-Pasifik telah menjadi faktor penting yang mempengaruhi perkembangan APEC. Akhir-akhir ini, upaya Washington untuk mempromosikan negosiasi TPP dalam kerangka APEC sebagian besar mempengaruhi arah pengembangan APEC.

Meskipun AS mengklaim tujuan akhir dari TPP adalah untuk membangun sebuah kawasan perdagangan bebas dalam kerangka APEC, banyak negara anggota APEC tidak dilibatkan dalam perundingan TPP karena mereka belum mencapai standar tinggi yang ditetapkan oleh AS. Hasilnya: APEC telah “terbagi” menjadi kelompok TPP dan non-TPP.

Ketika APEC dibentuk, tujuan utama AS adalah untuk meningkatkan integrasi ekonomi. Tetapi karena kenaikan pesat ekonomi Tiongkok, AS mulai beralih ke pengaturan bilateral dan sub-regional. Sekarang, dengan mempromosikan kerjasama dalam kelompok untuk memilih anggota APEC, AS bertujuan untuk mempertahankan dominasi di kawasan Asia-Pasifik.

Ini berarti peran utama AS dalam APEC secara signifikan telah melemah, dan negara-negara tuan rumah untuk pertemuan APEC harus memandu forum sesuai dengan yang terbaik dari kemampuan mereka, yang bisa menciptakan ketidakpastian bagi perkembangannya.

Tantangan Masa Depan APEC

Negara-negara APEC harus mencapai konsensus didasarkan pada kerjasama dan pembangunan. Tapi yang lebih penting, anggota APEC harus mendefinisikan dan mencapai konsensus tentang arah kerja sama mereka sehingga menghasilkan hasil positif yang berkelanjutan.

Jika tidak, anggota APEC dapat berakhir terkunci dalam kompetisi, dengan masing-masing berusaha untuk mengarahkan pembangunan regional untuk melayani kepentingan sendiri, yang akan mengakibatkan kekacauan.

Selain itu, kebutuhan mendesak untuk memperjelas fungsi utama APEC sebagai platform untuk integrasi ekonomi regional. Isu pertumbuhan ekonomi menjadi perhatian utama. Karena ekonomi dunia masih dalam ketidakpastian, apakah kawasan Asia-Pasifik dapat memberikan kontribusi lebih terhadap pertumbuhan ekonomi global tergantung pada upaya bersama dari negara di kawasan ini. Oleh karena itu, APEC harus tetap berkomitmen untuk memperdalam kerjasama regionalnya.

Bagi Indonesia, di tangan pemerintahan baru Joko Widodo. Tantangan sebagai Negara terbesar di kawasan ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di kawasan ditengah krisis dunia yang belum pulih, diharapkan menjadi kunci bagi masa depan Asia Pasifik, tentu semuanya tergantung dari Indonesia untuk bisa membuktikan bahwa negara ini juga patut diperhitungkan dalam kancah global.

Ahmad Syaifuddin Zuhri

Mahasiswa Pascasarjana Program China Scholarship Council (CSC) Jurusan Hubungan Internasional, Nanchang University, Tiongkok dan Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015

Link: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/diplomasi-apec-dari-tiongkok/

PPI Tiongkok Teken MoU dengan Garuda Indonesia

Cinderamata

http://www.rakyatmerdeka.co, 15 Mei 2014

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan maskapai nasional Garuda Indonesia. Penandatanganan tersebut dilakukan di sela-sela acara Dialog Nasional dalam Kongres III PPI Tiongkok pada Senin (12/5) kemarin di Wisma KJRI Shanghai oleh Ketua Umum PPI Tiongkok terpilih periode 2014-2015 Danny Wahyudi dan I Wayan Subagia selaku VP Garuda Indonesia wilayah Tiongkok, Taiwan dan Hongkong.

Dialog Nasional yang bertema “Peran Pelajar Memperkokoh Kepemimpinan Baru dalam Mengisi Kemitraan Strategis Komprehensif RI-RRT” tersebut dibuka oleh Konsul Jenderal KJRI Shanghai Kenssy D. Ekaningsih di sela Kongres III Shanghai.

Dengan narasumber Santo Darmosumarto selaku Kepala Bidang Penerangan Sosial Budaya KBRI Beijing dan I Wayan Subagia selaku VP Garuda Indonesia wilayah Tiongkok, Taiwan dan Hongkong, dan bertindak sebagai moderator Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Demisioner.

Konjen Kenssy dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa peran pelajar Indonesia sangat penting dalam hubungan RI-RRT, terlebih hubungan yang bersifat people to people contact karena dari situlah hubungan yang bersifat akar rumput berasal.

Selain itu pelajar Indonesia adalah wakil dari pemerintah RI dalam mengenalkan budaya Indonesia secara langsung ke masyarakat Tiongkok, diharapkan dari hubungan yang baik tersebut bisa memberi pemahaman kepada masyarakat Tiongkok bahwa Indonesia tidak seperti apa yang diberitakan oleh beberapa media disana tentang kasus 1998 yang menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan sebagian masyarakat bahkan akademisi di Tiongkok sampai sekarang.

Ia berharap dengan adanya PPI Tiongkok, para pelajar bisa saling bahu membahu dengan KBRI, KJRI dan stakeholder lainnya dalam mengenalkan Indonesia disana, imbuh Konjen yang asli Yogyakarta tersebut.

Sementara Santo Darmosumarto mengatakan bahwa pelajar Indonesia di Tiongkok yang makin hari makin banyak adalah menjadi keuntungan dan tantangan tersendiri bagi KBRI karena bisa menjadi mitra atau duta di lapangan. Hal itu tentunya mendukung salah satu tugas KBRI yaitu pembinaan mahasiswa dalam upaya pemberdayaan, promosi, pembelajaran dan perlindungan.

Ia juga menerangkan tentang perkembangan hubungan dari sisi pemerintah RI-RRT yang mencapai level tertinggi yakni Kemitraan Strategis Komprehensif yang ditanda tangani pada 2013 lalu, dimana kerjasama tersebut merupakan satu-satunya kerjasama bilateral Indonesia dengan negara asing.

Pembicara lainnya, I Wayan Subagia mengatakan sangat berbahagia bisa bekerjasama dengan PPI Tiongkok apalagi dengan misi yang sama yakni membawa dan mempromosikan Indonesia di Tiongkok.

Ia berharap dengan kerjasama tersebut semakin bisa saling sinergi dalam mensukseskan program pemerintah yang mentargetkan 3 juta wisatawan Tiongkok datang ke Indonesia tahun 2015. Dengan banyaknya wisatawan yang datang maka akan meningkatkan pembangunan Indonesia, tambah pria yang sebelumnya bertugas di wilayah Thailand tersebut.

MoU antara PPI Tiongkok dan Garuda Indonesia adalah momen yang sangat bersejarah dan kerjasama pertama yang dilakukan PPI Tiongkok. sebelum ditandatangani, draf kerjasama tersebut dibahas cukup matang oleh peserta Kongres III dan diharapkan kedepan kerjasama tersebut bisa menjadi contoh bagi PPI Tiongkok yang akan bekerjasama dengan institusi atau pihak swasta lainnya.

Salah satu poin dalam kerjasama tersebut adalah Kerjasama dalam mempromosikan Indonesia dan Garuda Indonesia dalam berbagai bentuk kegiatan baik yang bersifat kultural, edukasi dan sosial di seluruh wilayah daratan Tiongkok. Dalam jangka menengah dan jangka panjang bekerjasama untuk mengembangkan sektor industri pariwisata Indonesia untuk pasar Tiongkok dan PPI Tiongkok akan menjadi mitra utama Garuda Indonesia wilayah Tiongkok dalam mempromosikan Indonesia dan Garuda Indonesia di Tiongkok.

Dari poin-poin MoU tersebut akan diterjemahkan dalam tataran teknis dalam plan of action (PoA)  Oleh kedua belah pihak. (Ahmad Syaifuddin Zuhri)

http://dunia.rmol.co/read/2014/05/15/155360/PPI-Tiongkok-Lakukan-Kerjasama-Bersejarah-dengan-Garuda-Indonesia-

PPI Tiongkok Gelar Kongres III

Pembukaan Dialog Nasional oleh Konjen KJRI Shanghai

Harian Pikiran Rakyat, Selasa, 13/05/2014

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok menggelar Kongres III dan Dialog Nasional di Kota Shanghai pada Sabtu-Senin, (10-12/5) kemarin. Acara yang bertema “Peran Pelajar dalam Memperkokoh Kepemimpinan Baru Indonesia di Tatanan Global dan Mengisi Kemitraan Strategis Komprehensif RI-RRT ” itu bertempat di Wisma KJRI Shanghai dan dibuka langsung oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo.

Selain dihadiri oleh Dubes, dalam pembukaan acara tersebut juga dihadiri oleh Konsul Jenderal KJRI Shanghai Kenssy D. Ekaningsih dan perwakilan KJRI Hongkong Helena Vera Tuanakotta selaku konsul bidang Hubungan Sosial Budaya dan Pers.

Dalam pesannya, Dubes Soegeng Rahardjo menekankan pentingnya keikutsertaan mahasiswa membentuk Indonesia Incorporated di Tiongkok. Sebuah Indonesia Incorporated yang memprioritaskan kepentingan nasional di atas kepentingan individu. Sebuah Indonesia Incorporated yang mendorong segenap stakeholders di Tiongkok dan Indonesia untuk berjalan bersama-sama guna mencapai mimpi yang tinggi,

“Mahasiswa yang tergabung dalam PPIT harus bisa mendorong terciptanya tipe mahasiswa keempat yaitu mahasiswa yang peduli dengan sekelilingnya, aktif berorganisasi dan berprestasi di bidang studinya,” tambahnya.

Selain itu mahasiswa diminta mengembangkan nilai ke-Indonesiaan seperti toleransi dan kebersamaan baik dalam hubungan antara mahasiswa di Tiongkok ataupun interaksi dengan masyarakat setempat.

“Mahasiswa Indonesia juga adalah duta negara, dan di bahu mereka juga diusung citra dan martabat bangsa Indonesia,” ujarnya.

Pada saat pembukaan Kongres, dipimpin oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku Pelaksana Tugas Ketua Umum PPI Tiongkok para peserta dan tamu diajak untuk mengheningkan cipta untuk mengingat Almarhum Andrew Jamil, Ketua Umum PPIT periode 2013-2014, yang meninggal pada saat masa jabatannya. Tema besar dari Kongres, yaitu “Unity in Diversity”, merupakan motto Almarhum dalam melaksanakan kepemimpinannya.

Ahmad Syaifuddin Zuhri dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa Kongres III  mempunyai beberapa agenda pembahasan yakni Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus PPI Tiongkok 2013-2014, revisi AD-ART, rancangan Program Kerja Nasional dan Pemilihan Ketua Umum periode 2014-2015 serta membahas isu-isu strategis lainnya.

“Kongres III ini diikuti oleh 19 Cabang PPIT dengan peserta 75 orang, mereka mewakili dari berbagai kota seperti Beijing, Nanjing, Changsa, Tianjin, Harbin, Shenyang, Nanchang, Qingdao, Xiamen, Hangzhou, Shanghai, Chongqing, Guangzhou, Wuhan, Nanning, Guilin, Hefei, Suzhou dan Ningbo” tambah Zuhri yang juga Mahasiswa S2 Jurusan Hubungan Internasional Nanchang University asal Semarang tersebut.

Adrian Limanto selaku ketua panitia pelaksana Kongres III mengatakan menjadi kebanggaan tersendiri PPIT telah mempercayakan Kongres III ini pada teman-teman Shanghai karena menjadi pengalaman yang pertama dan sangat berharga bagi ia dan teman-temannya.

Di penghujung Kongres, Danny Wahyudi mahasiswa Xian Jiaotong Liverpool University Suzhou jurusan Marketing terpilih sebagai Ketua Umum periode 2014-2015 setelah mendapat 10 suara, yang menyisihkan Fathan Sembiring 5 suara dan Aryaprana Nando 4 suara.

Danny Wahyudi, Dalam sambutan terpilihnya mengajak kepada semua unsur di PPI Tiongkok baik yang memilih dia atau tidak bersama-sama membangun dan memajukan organisasi demi semakin mengibarkan Indonesia di Tiongkok.

PPI Tiongkok yang berdiri 28 Oktober 2012 dalam Kongres Pelajar Indonesia di Beijing tersebut awalnya dideklarasikan oleh 14 perwakilan organisasi pelajar di 14 kota di Tiongkok. Sejak akhir tahun 2013 lalu bertambah menjadi 19 Cabang dengan terbentuknya Cabang baru yakni Cabang Harbin, Tianjin, Shenyang dan Qingdao.  (Zuhri)

http://www.pikiran-rakyat.com/node/281269

Pawai Takbir Sholat Idul Adha di Negeri Komunis

 OLYMPUS DIGITAL CAMERA     kaltim Id Adha

Kaltim Post, 6 Oktober 2014

Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri*

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaa ha illallahu wallahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu” Pagi yang dingin di musim gugur kali ini tidak menyurutkan semangat para jamaah untuk mengikutinya. Ratusan jamaah berpawai dari kawasan Wanda Guangchang yang berjarak sekitar satu kilometer atau selama kurang lebih 40 menit dari Masjid Besar Nanchang sejak pukul 07.30.

Suara jamaah sambil berpawai mengumandangkan kalimah thoyyibah tersebut memecah heningnya pagi di sepanjang jalan. Tidak seperti kebanyakan takbiran, disini takbirnya diucapkan hanya dua kali diawal.

Menandai akan dimulainya sholat Idul Adha di Masjid Besar Nanchang atau Nanchang Qingzhen Da Si di kawasan Honggutan New Distrik kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, RRT, pada Ahad (5/10).

Tradisi Pawai dan Takbiran yang unik dan khas yang jarang ditemukan di Tiongkok ataupun di Indonesia yang mayoritas muslim sekalipun.

Seperti yang sudah-sudah, tradisi di masjid Nanchang tiap pagi jelang sholat Idul Adha dan Idul Fitri akan dimulai, terlebih dahulu diawali dengan pawai takbir sambil membawa puluhan bendera dengan tiang dari kayu bambu setinggi tiga-empat meter.

Bendera yang berbentuk segitiga berwarna hijau dan pinggirnya diberi kain semacam lipatan renda warna putih  tersebut di tengahnya bertuliskan kaligrafi kalimat Syahadat dan pinggirnya bertuliskan dua bahasa yakni Arab “Masjid Akbar Nanchang” dan Mandarin “Nanchang Qingzhen Da Si”.

Sholat Idul Adha menjadi momentum yang sangat ramai di masjid daripada sholat Idul Fitri. Selain kali ini bertepatan ditengah libur hari nasional Tiongkok selama sepekan, adalah momen yang sangat istimewa bagi muslim disini untuk berkumpul dan berbagi daging kurban bersama keluarga. Tak heran di masjid yang diresmikan pada Idul Adha tahun 2012 lalu ini jamaah yang datang sampai ribuan orang meluber ke halaman dan jalan raya depan masjid.

Imam Musa atau biasa dipanggil Ahong Musa selaku imam besar masjid Nanchang, satu atau setengah jam sebelum sholat dimulai biasanya akan mengawali dengan membaca beberapa surat al Quran dan dilanjutkan ceramah, baru setelah itu Sholat dan khutbah akan dibacakan sekitar sepuluh menit dengan bahasa Arab.

Ada yang berbeda ketika sholat Id, tiap rakaatnya hanya mengucapkan tiga kali takbir yakni tiga kali di rakaat pertama sebelum membaca al fatihah dan tiga kali di rakaat kedua setelah bacaan al fatihah. Berbeda seperti kebanyakan sholat Id di Indonesia.

Usai sholat dan khutbah berakhir para jamaah berkumpul di halaman belakang masjid menyaksikan secara simbolis pemotongan perdana hewan kurban oleh Imam Musa. Puluhan kambing lainnya yang seharga 2300 Renminbi atau sekitar 4,5 juta Rupiah perekor tersebut siap disembelih.

Uniknya, kambing-kambing disembelih oleh panitia penyembelih dan tidak dipotong ditempat tetapi langsung dibawa pulang secara utuh oleh pemilik yang berkurban untuk dimasak dan dimakan bersama keluarga dan tamu-tamunya. Jadi panitia hanya bertugas menyembelih, tidak ada pembagian hewan kurban.

Di kota Nanchang, dari penuturan Imam Musa, terdapat sekitar 4 ribu muslim yang sebagian besar suku Hui, mereka sebagian besar adalah perantau dari wilayah mayoritas muslim di Tiongkok Barat Laut yakni provinsi Ningxia, Gansu dan Qinghai yang berjualan makanan halal Lanzhou Lamian atau sejenis mie tarik dan sebagian kecil dari suku Uighur provinsi Xinjiang.

Merayakan Idul Adha di Asrama

Tahun ini bagi penulis adalah tahun keempat atau tahun terakhir di Nanchang University menyaksikan dan merasakan secara langsung Idul Adha di kota Nanchang. Di masjid sini tak ada malam takbiran apalagi suara bedug. Ya, kami anggap wajar karena disini selain negara komunis, islam adalah minoritas dari penduduknya. Sebagai penggantinya, di asrama kami mendengarkan takbiran dari salah satu saluran radio streaming di Indonesia dan rekaman takbiran hasil unduhan di internet sebelumnya untuk merasakan suasana Idul Adha tiba.

Untuk mengobati rasa rindu berlebaran di rumah. Saya dan 28 mahasiswa muslim Indonesia lainnya mengawalinya dengan buka bersama puasa sunnah Arafah, jamaah maghrib dan isya diselingi dengan takbir bersama.

Paginya sebelum berangkat ke masjid, dipimpin oleh Ckhalik Djirimu mahasiswa asal Makassar selaku ketua panitia. Jam tujuh pagi kami bersama-sama berangkat dengan menyewa tiga mobil sejenis van untuk pulang-pergi. Sekitar 15 menit perjalanan dari kampus sampai ke masjid.

Usai sholat Id sekitar pukul 10.00 kami kembali ke asrama dan merayakan bersama-sama sambil lesehan di koridor tangga lantai 21 dan mengundang mahasiswa Indonesia lainnya yang non muslim.

Kali ini tema utama masakannya adalah adalah menu khas Makassar seperti Ayam Pallucamba, Sambal Goreng Daging, Mie Titi dan sebagainya. Sebagai kepala juru masaknya adalah Ratna Ervina, mahasiswi yang pernah mengambil S1 jurusan Tata Boga di Makassar.

Karena tidak ada tradisi pembagian hewan kurban ke masyarakat umum, dengan patungan kami membeli sayur, buah, daging sapi, ayam,  ikan dan lain-lain yang mulai kami masak sejak malam takbir. Sambil makan bareng diselingi dengan candaan ringan kami bercerita tentang tradisi merayakan Idul Adha di kampung halaman masing-masing.

Untuk melepas kangen dengan keluarga di tanah air kami cukup memakai media sosial seperti Skype, Whatsapp atau Facebook dan sesekali lewat telepon karena pulsanya cukup mahal.

Kebersamaan di hari yang penuh berkah ini semoga selalu terjalin dan semoga tahun depan kita semua bisa berjumpa dengan Idul Adha lagi, Amin.

Dari Tiongkok kami mengucapkan Selamat Idul Adha 1435 H, Taqobbalallahu minna wa minkum Taqobbal ya Karim, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

*) Penulis adalah Mahasiswa Master in International Relations Nanchang University, kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, RRT. Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015.

http://kaltimpost.co.id/berita/detail/101849-pawai-takbir-di-negeri-komunis.html

http://epaper.kaltimpost.co.id/

Makam Saad Bin Abi Waqqash, Peninggalan Islam di Guangdong Tiongkok

www.detik.com, 25 Juli 2014

Komplek Makam Saad bin Abi Waqqash

Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri*

Ziarah, istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti Berkunjung, istilah yang sangat populer di Indonesia ini biasanya dikaitkan dengan berziarah ke makam para Wali Songo, penyebar islam di tanah Jawa atau jika menjelang dan akhir bulan Ramadan kita lakukan untuk berkunjung ke makam orang tua atau keluarga yang sudah mendahului kita.

Ziarah ke makam disunnahkan oleh Nabi Muhammad SAW yang bertujuan selain untuk mendoakan orang yang sudah tiada sekaligus untuk mengingatkan kita akan kematian yang pasti akan datang.

Penulis kali ini akan mengajak pembaca untuk berbagi informasi dan berziarah ke makam salah satu sahabat Rasul, Sa’ad bin Abi Waqqash di kota Guangzhou Provinsi Guangdong, RRT.

Di Guangzhou, selain ada masjid tertua yakni masjid Huaisheng yang dibangun tahun 627 masehi oleh Saad bin Abi Waqqash juga terdapat makam beliau (baca artikel sebelumnya: Menyusuri Sejarah Panjang Islam di Negeri Tirai Bambu).

Ya, berziarah ke negeri Panda, mungkin tidak banyak yang tahu, makam Sahabat Rasul sekaligus paman Rasul Saad bin Abi Waqqash terletak di kota Guangzhou.  Kota terbesar ketiga di Tiongkok dan menjadi pusat perdagangan bagi pebisnis asing yang datang di Tiongkok.

Di tengah kota modern yang berpenduduk sekitar 14 juta dan ribuan gedung pencakar langit ini terdapat makam sahabat Rasul tersebut.

Terletak di daerah Jalan Lanpu Lu seberang Yuexiu Gong Yuan atau Yuexiu Park pusat distrik Yuexiu. Komplek masjid dan makam Saad bin Abi Waqqash cukup luas, sekitar 5 hektar yang dikelilingi oleh makam para pengikutnya dan rimbunnya pepohonan di taman.

Selain makam sahabat Saad bin Abi Waqqash, di area makam tersebut juga terdapat makam-makam muslim lainnya yang merupakan pengikut dari beliau.  Makam para pengikut beliau tersebut tersebar di sekitar pintu masuk yang mengelilingi makam utama, yaitu Makam Sahabat Saad.

Seperti kebanyakan komplek makam Walisongo di Jawa dimana makam Wali yang dikelililngi makam pengikut dan juga berdiri masjid di dalamnya.

Di komplek ini juga terdapat masjid yang diberi nama Masjid Shahabi Saad bin Abi Waqqash atau dalam bahasa Mandarin dikenal dengan Xian Xian Qingzhensi yang artinya kurang lebih masjid kehormatan utama. Masjid ini merupakan salah satu dari 4 masjid yang ada di kota Guangzhou.

Arsitektur bangunan makam Saad bin Abi Waqqash ini hampir sama dengan makam-makam waliyullah di tanah jawa, batu nisan yang berada ditengah bangunan tersebut terbuat dari semacam granit dan ditutupi kain hijau yang terletak di dalam ruangan khusus berukuran sekitar 10 meter persegi bercat hijau dan tinggi atap sekitar 4 meter dengan dikelilingi tempat khusus bagi peziarah yang ingin berdoa.

Al Quran dan beberapa buku doa terdapat di sudut makam ini yang disiapkan khusus bagi peziarah, beberapa diantaranya Al Quran dengan terjemahan bahasa mandarin.

Akses ke Masjid dan Makam

Jika Anda berkunjung ke Hongkong  atau ke Guangzhou sempatkan berkunjung di tempat ini, komplek ini juga dekat dengan KJRI Guangzhou yang berkantor di Hotel Dongfang atau sekitar lima-sepuluh menit dengan jalan kaki dari masjid.

Dari bandara internasional Baiyun Guangzhou cukup naik MRT Guangzhou Metro atau kereta bawah tanah dengan sekali tiket sekitar 4-8 RMB dengan waktu tempuh kurang lebih sekitar 30 menit. Dari bandara Anda harus naik dua kali kereta, yang pertama naik Line 3 dan turun di stasiun Jiahe Wanggang setelah itu ganti naik Line 2 turun di stasiun Yuexiu Gong Yuan atau Yuexiu Park keluar lewat pintu Exit B2.

Sehabis keluar dari pintu tersebut, Anda cukup jalan ke kiri sekitar 50 meter dan ada gang atau jalan pertama masuk ke kiri sekitar 100 meter, komplek masjid dan makam terletak di sisi kanan jalan dengan ditandai oleh gerbang tradisional Tiongkok yang beraksara mandarin dan tulisan Masjid Saad Abi Waqqash dalam bahasa Arab.

Dari luar gerbang masuk, komplek masjid dan makam tidak terlihat karena tertutup oleh taman asri yang dipenuhi pepohonan, baru setelah Anda masuk sekitar 20 meter akan menjumpai bangunan masjid dua lantai yang cukup luas, tidak ada bentuk kubah atau minaret dalam arsitektur masjid ini, yang ada adalah masjid ini berarsitektur bangunan khas Tiongkok warna merah berpintu lipat berjajar dari kayu seperti dalam film-film kungfu.

Masjid yang berhalaman cukup luas ini yang membedakan adalah diatasnya terdapat simbol bulan sabit. Beralaskan karpet hijau tebal yang cukup empuk, rasa damai dan ketenangan akan kita rasakan ketika memasuki masjid ini apalagi di dalamnya ditambah banyak kaligrafi Arab yang ditulis oleh seniman muslim Hui tertempel di dinding, menambah suasanya hanyut dalam kesejukan batin ini.

Di samping mihrab terdapat mimbar yang mirip mimbar di masjid-masjid kuno di Indonesia seperti di masjid Demak yakni berbentuk undakan dan beratap yang semuanya terbuat dari kayu berwarna kecoklatan.

Disamping masjid ada kantor pengelola masjid serta dibawahnya terdapat tempat wudhu pria dan puluhan toilet dan kamar mandi yang bersih.

Untuk menuju makam, Anda cukup berjalan lurus dari masjid mengikuti jalan setapak yang akan disambut gerbang makam yang bertuliskan Arab Roudhoh Saad Abi Waqqash dan tempat wudhu wanita serta beberapa bangunan semacam kantor, setelah itu ada bangunan  berbentuk kotak yang tidak terlalu besar bercat hijau, disanalah terletak makam Saad bin Abi Waqqash.

Komplek masjid ini di hari Jumat akan ramai sekali didatangi ribuan jamaah lokal maupun muslim ekspatriat, selain untuk sholat jumat juga terdapat pasar tiban yang berjualan makanan halal khas Xinjiang dan suku Hui atau semacamnya dan barang-barang khas muslim lainnya. Di sepanjang jalan masuk sebelum masjid, Anda akan dimanjakan oleh kuliner Chinese Halal Food selama seharian.

Oh ya bagi Anda yang muslimah, anda diwajibkan memakai pakaian panjang dan berkerudung untuk masuk komplek ini yang akan diperiksa di gerbang masuk komplek tersebut. Atau jika bersama teman wanita non muslim yang ingin masuk komplek usahakan memakai pakaian panjang atau bisa juga pinjam ke penjaga yang juga menyediakan kain panjang untuk dikenakan.

Komplek yang dibuka setiap hari mulai jam 07.00 sampai 20.00 ini selain untuk ibadah juga bisa untuk transit rehat sejenak selama perjalanan, seperti yang penulis lakukan setiap kali transit di Guangzhou baik ketika akan pulang ke Indonesia atau balik ke kota Nanchang, tempat kuliah penulis, menyempatkan berkunjung ke masjid ini sambil menunggu jadwal penerbangan berikutnya.

Jika anda ke kota ini sempatkan beberapa saat untuk berziarah dan sholat di masjid tersebut, anda akan merasakan suasana yang sangat berbeda di tengah hiruk pikuk kota.

Yang cukup membanggakan adalah di tengah gedung tinggi kota Guangzhou komplek masjid dan makam ini terawat sangat baik dan menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah Tiongkok.

Bahkan beberapa kali penulis berziarah kesana sempat menjumpai rombongan peziarah yang sebagian dengan logat Jawa Tengahan yang sangat khas, ternyata mereka adalah ibu-ibu pengajian WNI, mereka layaknya seperti berziarah di makam Walisongo di Indonesia. Ketika penulis menanyakan darimana rombongan tersebut, ternyata sebagian besar adalah jamaah pengajian buruh migran dari Hongkong dan secara rutin mereka berziarah yang dipimpin oleh seorang ustad.

Memang jarak Hongkong ke Guangzhou tidak terlalu jauh, bisa ditempuh dengan naik bis atau kereta sekitar 2 jam. Itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa mereka sering ziarah ke makam ini.

Hampir tiap hari pasti ada orang berziarah ke makam ini baik muslim Tiongkok maupun muslim dari negara lainnya yang kebetulan menetap atau sekedar wisata ke negeri tersebut, memang tidak seramai tempat-tempat ziarah seperti di Jawa tetapi paling tidak kita akan merasakan ditengah Tiongkok yang komunis terdapat makam tokoh muslim penyebar islam penting di negeri tersebut, Subhanallah.

*) Penulis adalah Mahasiswa Master in International Relations Nanchang University, kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, RRT.

Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015.

Merasakan Idul Fitri di Tiongkok

Posted: November 20, 2014 in Uncategorized
Tags: ,

CKB_9569

Merasakan Idul Fitri di Tiongkok

http://www.detik.com 30 Juli 2014

Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri

Gemuruh takbir memecah pagi yang masih sepi di sepanjang jalan Honggutan Nanchang tepatnya di jalan ke arah Masjid  Besar Nanchang, kota Nanchang Provinsi Jiangxi, Tiongkok pada Selasa, (29/7) kemarin.

Ratusan jamaah berpawai dari lapangan Wanda Guangchang yang berjarak sekitar 500 meter dari masjid tersebut, seperti yang sudah-sudah, tradisi di masjid Nanchang tiap pagi jelang sholat Idul Adha dan Idul Fitri akan dimulai, terlebih dahulu diawali dengan pawai takbir sambil membawa puluhan bendera dengan tiang dari kayu bambu setinggi tiga-empat meter.

Bendera yang berbentuk segitiga berwarna hijau dan pinggirnya diberi kain semacam lipatan renda warna putih  tersebut bertuliskan dua bahasa yakni Arab “Masjid Akbar Nanchang” dan Mandarin “Nanchang Da Qingzhensi”. Pawai dimulai sekitar jam 7.30 sampai jam 08.00, setelah jamaah masuk masjid, sbelum sholat Id yang akan dimulai pukul 08.45, Ahong atau Imam Masjid Nanchang mengisi ceramah terlebih dahulu

Tradisi Sholat Jumat atau Sholat Id di Tiongkok. Satu atau setengah jam sebelum sholat mulai biasanya akan diawali dengan ceramah, baru setelah itu Sholat dan khutbah akan dibacakan sekitar sepuluh menit dengan bahasa Arab.

Idul Fitri kali ini di sebagian besar di Tiongkok dilaksanakan pada Senin, 28 Juli, akan tetapi Sholat Id dilaksanakan pada Selasa, 29 Juli, kemarin. Bagi kita sedikit aneh karena sholat Id adalah pertanda dari dimulainya bulan Syawal dan berakhirnya Ramadan, bahkan teman-teman penulis dari India dan Negara-negara Timur Tengah di sini juga menanyakan hal yang sama.

Pada satu waktu kami menanyakan kepada Imam Masjid, Imam Musa. Beliau mengatakan, jadwal sholat Id dan puasa Ramadan dikeluarkan sebelum bulan Ramadan tiba dan dari jadwal itulah jamaah sejak jauh hari bersiap meluangkan waktu untuk sholat Id yang sudah ditentukan, mulai dari ijin bekerja sampai perijinan penyelenggaraan sholat Id, karena Tiongkok adalah Negara komunis jadi sejak jauh hari perijinan tersebut harus diurus.

Ketika ada perubahan jadwal jatuhnya 1 Syawal hasil dari Rukyat Hilal, perubahan ini tidak akan mempengaruhi pelaksanaan Sholat Id tetapi hanya diumumkan di masjid bahwa hari Senin (28/7) sudah 1 Syawal dan dilarang berpuasa. Jadwal sholat Id tidak diubah karena perubahan secara mendadak akan susah mengurus perijinan dan jamaah yang sudah sejak lama menyiapkan waktu pada hari tersebut juga susah mendapat ijin dari tempatnya kerja, inilah yang menjadi salah satu alasannya.

Idul Fitri kali ini adalah kali kedua saya merayakannya di Tiongkok, tidak ada malam takbiran disini apalagi suara bedug. Ya, kami anggap wajar karena disini selain Negara komunis juga islam adalah minoritas dari penduduknya. Sebagai penggantinya, di asrama kami mendengarkan takbiran dari salah satu saluran radio streaming di Indonesia dan rekaman takbiran hasil unduhan di internet sebelumnya untuk merasakan suasana hari kemenangan tiba.

Selain itu, ada yang sangat berbeda dengan perayaan Idul Fitri di Indonesia, disini usai sholat Id tidak ada tradisi kunjungan atau silaturahim, Halal bi Halal dan ucapan bermaaf-maafan, yang ada hanya bersalaman usai sholat Id sambil mengucapkan kata “Id Mubarak,” teman-teman muslim dari Negara lainnya juga sama, hanya ucapan tersebut yang ada. Sungguh Idul Fitri di Indonesia dengan tradisi berkumpul keluarga dan saling memohon maaf adalah tradisi yang luar biasa yang diwarisi dari para penyebar islam di Indonesia.

Untuk mengobati rasa rindu berlebaran di rumah, saya dan enam teman Indonesia lainnya yang tidak pulang liburan summer holiday sepakat merayakan bareng di asrama dengan masak menu khas lebaran. Dengan patungan berenam kami membeli sayur, buah dan daging dan mulai kami masak sejak malam takbir.

Kami masak Lontong Opor Ayam, Rawon Daging Sapi, Rendang, Cap Cay, Sup Buah dan membuat kue-kue khas lebaran lainnya. Walaupun suasana tidak sama dengan di tanah air paling tidak kami bisa merayakan kebersamaan idul Fitri kali ini. Sebagian bumbu yang tidak ada disini seperti kluwak, kunyit, lengkuas dan sereh kami membawanya dari Indonesia. Sementara untuk daun pisangnya kami harus sedikit berjuang mencarinya di lokasi yang cukup jauh dari kampus karena memang disini jarang sekali ada pohon pisang seperti di Indonesia yang bertebaran dimana-mana, apalagi daun kelapa dijamin tidak ada sehingga tidak bisa membuat ketupat.

Dengan naik bus kota sekitar 30 menit kami berangkat ke masjid dan pulang juga naik bis jurusan yang sama, sehabis dari sholat Id kami bersama makan-makan di asrama hasil dari masak bersama dan mengajak seorang teman mualaf muslimah Tiongkok yang bertemu di masjid sebelumnya.

Sambil makan bareng diselingi dengan candaan ringan kami bercerita tentang tradisi merayakan lebaran di kampung halaman masing-masing.  Untuk melepas kangen dengan keluarga di tanah air kami cukup memakai media sosial seperti Skype, Whatsapp atau Facebook dan sesekali lewat telepon karena pulsanya cukup mahal.

Kebersamaan di hari kemenangan ini semoga selalu terjalin dan semoga tahun depan kita semua bisa berjumpa dengan Ramadan dan Idul Fitri lagi, Amin.

Dari Tiongkok kami mengucapkan Selamat Idul Fitri, Taqobbalallahu minna wa minkum Taqobbal ya Karim, Mohon Maaf Lahir dan Batin.