Archive for March, 2016

Pelajaran Mudik dari Tiongkok, Tribun Jateng

 

Pelajaran dari Mudik Tiongkok

Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri

Koran Tribun Jawa Tengah, 12 Februari 2016

Imlek yang jatuh pada 8 Februari ini adalah momentum perayaan tahun baru khas Tiongkok yang populer diseluruh dunia. Bahkan bisadi katakan menempati posisi kedua setelah perayaan tahun baru masehi.

Imlek sendiri berasal dari bahasa Hokkian, Im: Bulan dan Lek: kalender, atau dalam bahasa Mandarin:Yinli. Di Tiongkok sendiri lebih populer disebut denganChun Jie (baca: chuncie) atau festival musim semi.

Penanggalan Imlek sendiri menganut perhitungan sistem lunar atau bulan yang dipadukan dengan penanggalan masa tanam atau dikenal denganNong Li, hampir sama dengan penanggalan dalam Hijriah.

Dalam sejarahnya, konon Imlek merupakan sebuah perayaan yang dilakukan oleh para petani di Tiongkok yang biasanya jatuh pada tanggal satu di bulan pertama di awal tahun baru. Perayaan ini juga erat dengan pesta menyambut musim semi.

Perayaan Imlek dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 di bulan pertama atau lebih dikenal denganYuanxiao Jie (Lantern Festival), yang di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Cap Go Meh.

Imlek di Tiongkok menjadi sangat menarik dan mempunyai tradisi yang hampir sama dengan tradisi di Indonesia di kala Lebaran. Yakni tradisi mudik ke kampung untuk bertemu dengan leluhur, keluarga, tetangga, dan lain-lain.

Di Tiongkok, Imlek menjadi liburan yang sangat ditunggu oleh seluruh lapisan masyarakat. Secara resmi, pemerintah Tiongkok mengeluarkan kebijakan libur nasional selama sepekan penuh. Perpaduan liburan dan merayakan tradisi itulah yang menyebabkan terjadinya migrasi besar-besaran -yang konon terbesar di dunia- masyarakat Tiongkok

Tradisi-tradisi yang selalu menjadi penghias ketika Imlek tiba di antaranya: berkumpul dengan keluarga, memberi hongbao (angpao), berkunjung ke tetangga, baju baru, makan bersama dan memberi parsel, membersihkan rumah, berziarah, dan membersihkan makam leluhur, dan lain sebagainya.

Fenomena Chunyun

Mudik dalam Imlek atau dikenal dengan Chunyun adalah fenomena tahunan yang menjadi agenda sangat penting dalam transportasi di Tiongkok.

Pada mudik Imlek tahun 2015 lalu saja, dalam rilis resmi oleh Kementerian Perhubungan Tiongkok.Total 2.81 miliar penumpang selama 40 hari liburan musim Imlek. Naik 3,5 persen dari periode tahun 2014. Yang terdiri dari 2,42 miliar pemudik melalui jalan raya, 295 juta melalui kereta api, 42,84 juta melalui jalur air dan 49,14 juta pemudik melalui udara. Maka, tak heran tradisi mudik Imlek di Tiongkok disebut sebagai migrasi terbesar manusia di dunia.

Selain dengan moda transportasi massal, mudik di Tiongkok juga diramaikan dengan berkendaraan roda dua. Biasanya karena daerah yang dituju tidak dilalui oleh kereta api atau bus. Tetapi,pemudik dengan motor roda dua ini relatif sedikit. Tahun ini diperkirakan hanya 40.000 motor, yang kebanyakan di daerah Tiongkok selatan dengan topografi daerah bergunung.

Menghadapi besarnya angka mudik tersebut, pemerintah Tiongkok dengan sangat serius membangun jaringan ribuan kilometer jalan tol dan rel kereta api. Dua tulang punggung infrastruktur transportasi di Tiongkok. Khususnya moda kereta api. Pemerintah membangun banyak jaringan rel baru dan kereta super cepat dengan daya dukung stasiun yang mampu menampung ratusan ribu orang tiap harinya. Mega-stasiun di Tiongkok bisa ditemukan di banyak kota-kota besar. Fasilitas, kenyamanan dan keamanannya setara dengan bandara internasional.

Tidak ada pembangunan yang terkesan tambal sulam layaknya menjelang musim mudik di Indonesia terutama di jalur Pantura. Semua perencanaan dan pembangunan infrastruktur mereka siapkan dengan sangat matang, terintegrasi, nyaman dan aman. Sehingga, ketika Imlek tiba sangat siap dilalui.

Menariknya lagi, tidak ada kenaikan harga tiket ataupun kemacetan super parah seperti kita lihat di Indonesia ketika musim mudik Lebaran tiba. Harga tiket pesawat atau kereta api tidak terjadi lonjakan alias normal.

Bahkan harga tiket pesawat banyak promosi dan bisa hampir setengah di bawah harga normal. PemerintahTiongkok benar-benar memfasilitasi warga yang akan mudik Imlek secara maksimal. Mereka sangat menyadari bahwa pelayanan prima adalah hal mutlak yang tidak bisa ditawar.

Tingginya tingkat urbanisas idengan pertumbuhan massif kota-kota mega politan menjadi fenomena yang benar-benar menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah. Walaupun pemerintah sudah berusaha menyeimbangkan pembangunan antara Tiongkok bagian timur dan barat.Tetapi, arus urbanisasi tetap tinggi di daerah timur seperti di Beijing, Shanghai, Guangzhou, Hangzhou, Shenzhen, dan lainnya.

Libur Imlek tidak hanya dinikmati dengan berlibur selama tujuh hari ketika masyarakat Tiongkok mudik bertemu keluarga di rumah. Akan tetapi juga menjadi waktu mereka untuk menghabiskan liburan hingga keluar negeri. Fenomena liburan keluar negeri bagi masyarakat Tiongkok saat ini menjadi fenomena yang biasa. Apalagi, semenjak meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat Tiongkok akhir-akhir ini.

Menjadi Contoh

Ctrips Internasional, agensi perjalanan wisata terbesar di Tiongkok, memperkirakan bahwa liburan Imlek tahun ini akan ada 6 juta perjalanan wisatawan ke luar negeri. Peningkatan wisatawan itu juga berdampak dengan peningkatan biaya rata-rata belanja perwisatawan yang diperkirakan sampai 10 ribu Yuan (USD 1,520), belum termasuk biaya belanja di lokasi wisata.

Tak heran, negara dengan penduduk nomor satu dunia dengan populasi sekitar 1,3 miliar tersebut, layak menjadi banyak contoh dan pelajaran. BagaimanaTiongkok yang 20 atau 30 tahun lalu dikategorikan negara miskin, tingkat korupsi tinggi dan semrawut, saat ini begitu pesat kemajuannya di segala bidang. Perpaduan antara pembangunan yang berpegang teguh dengan tradisi. Tanpa menghilangkan jejak-jejak kultural yang ribuan tahun turun-temurun hingga kini. Gongxi Fa Cai, Wanshi Ru Yi

Direktur Eksekutif Pusat Pengembangan Budaya Islam-China MAJT Semarang

Alumnus S2 HI Nanchang University, China

http://jateng.tribunnews.com/2016/02/12/pelajaran-dari-mudiktiongkok