Archive for the ‘Pendidikan’ Category

Tips Cari & Daftar Beasiswa ke China

Oleh: Ahmad Syaifuddin Zuhri

Dimuat di www.okezone.com, 9 Maret 2015

CARILAH ilmu sampai ke negeri China.” Ungkapan yang sangat popular untuk selalu mencari ilmu, di mana pun jauhnya. Bahkan, merantau ke China sekarang menjadi salah satu primadona pelajar Indonesia dalam menuntut ilmu.

Berdasar data Atase Pendidikan di KBRI Beijing, hingga Juli 2013 ada 13.144 pelajar dan mahasiswa Indonesia di China. Mereka terdaftar sebagai pelajar sekolah menengah hingga mahasiswa doktoral. Jumlah ini pun mengalami peningkatan cukup signifikan setiap tahun.

Sebagian pelajar Indonesia di China menempuh kuliah dengan beasiswa. Setiap tahun, pemerintah China mengalokasikan dana beasiswa bagi pelajar internasional melalui lembaga China Scholarship Council (CSC). Sepuluh negara ASEAN mendapat kuota sekira 1.000 penerima beasiswa setiap tahunnya.

Pendaftaran program beasiswa dari CSC ini dibuka pada Januari hingga awal April. Peminat bisa mengakses informasi beasiswa di situs resmi CSC: http://www.csc.edu.cn/laihua/scholarshipdetailen.aspx?cid=97&id=2070.

CSC memberikan beasiswa penuh dan parsial dari pemerintah pusat ataupun pemerintah provinsi. Mayoritas beasiswa ini diberikan untuk level S-2 (usia maksimal 35 tahun) dan S-3 (maksimal 40 tahun). Beasiswa penuh untuk S-2 diberikan selama maksimal tiga tahun, dan pada program S-3 maksimal selama empat tahun. Penerimanya akan mendapatkan biaya kuliah, biaya hidup, akomodasi dan asuransi.

Sementara itu, beasiswa untuk khusus belajar bahasa dan budaya Mandarin, disediakan oleh lembaga Confucius Institute atau Hanban Institute. Durasi program bisa dipilih, selama enam bulan, satu tahun atau hingga jenjang S-2.

Pilihlah jenis beasiswa China Government Scholarship-Chinese Universities Program. Beasiswa pascasarjana ini merupakan hasil kerjasama CSC dengan 279 perguruan tinggi.

Belajar di China tidak ada syarat TOEFL, karena perkuliahan mayoritas memakai bahasa Mandarin. Namun, mahasiswa akan diwajibkan ikut kelas bahasa Mandarin selama satu tahun pertama. Dan apabila masih belum lolos ujian Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK) – sejenis TOEFL dalam Mandarin level 4-5, maka bisa menambah kelas Mandarin di tahun berikutnya. Setelah itu baru masuk kuliah di disiplin ilmu masing-masing.

Lalu bagaimana cara dan tipsnya agar kita mudah lolos?

Cara apply

Ada dua jalur untuk bisa diterima beasiswa yakni melalui daftar langsung ke universitas atau melalui Kedutaan China di Jakarta. Pendaftar mendaftar antara Januari hingga awal April ke universitas yang dituju. Ada 279 kampus di China yang menerima mahasiswa asing melalui jalur ini, data bisa dilihat di tautan berikut: http://www.csc.edu.cn/laihua/upload/file/20150210/20150210091700_9704.pdf.

CSC tidak menerima pendaftar secara individual, semua harus melewati universitas tujuan. Pendaftar bisa konsultasi ke universitas tujuan tentang prosedur, nomer agensi dan instruksi dalam mengisi aplikasi dari CSC.

Cara memilih kampus

Biasanya pemilihan universitas akan didasarkan pada kualitas dan letak geografisnya. Carilah universitas yang menyediakan jurusan yang diinginkan dengan kualitas terbaik. Pilihan ini tentu menimbulkan konsekuensi persaingan masuk yang lebih ketat. Peluang cukup besar saat ini ada di perguruan tinggi di luar kota besar seperti Beijing, Shanghai dan Guangzhou karena peminatnya relatif lebih sedikit.

Cari kontak bagian penerimaan di kampus tujuan. Kemudian kirimkan email ke bagian penerimaan mahasiswa tersebut dengan informasi antara lain: penjelasan bahwa kamu mau sekolah di sana melalui jalur CSC, bisa juga ceritakan sedikit tentang berbagai kemampuan yang kamu miliki untuk menarik perhatian pihak penerimaan kampus. Jangan lupa memberi penilaian positif tentang universitas tujuan supaya lebih mudah diterima. Buat email ini dengan simpel saja. Lalu, sertakan di lampiran semua dokumen yang dibutuhkah oleh CSC.

Dokumen aplikasi yang harus disiapkan:

  1. Formulir aplikasi dari CSC ditulis dalam bahasa Inggris atau Mandarin. Pastikan sudah mendaftar online di situs resmi CSC terlebih dahulu dan diunduh untuk dicetak;
  2. Fotokopi ijazah dan transkrip akademik terakhir yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan dilegalisasi resmi;
  3. Rencana studi atau proposal riset dalam Inggris atau Mandarin minimum 800 kata;
  4. Dua surat rekomendasi dari doktor atau guru besar dalam bahasa Inggris atau Mandarin;
  5. Rekaman CD hasil karya (khusus untuk jurusan seni);
  6. Fotokopi Foreigner Physical Examination Form (General Check Up), unduh form resmi dari situs CSC, semua item harus diisi dan distempel oleh tenaga medis dari rumah sakit negeri;
  7. Sertifikat valid HSK (jika ada); dan
  8. Fotokopi paspor.

Semua berkas disatukan dengan klip kertas di kiri atas dan masukkan dalam satu amplop. Berkas yang dikirim harus terdiri dari dua set dan dikirim ke universitas tujuan sebelum tenggat waktu pendaftaran yaitu sekitar akhir April.

Langkah setelah diterima

Setelah berkas semua disiapkan, pendaftar dapat mengunjungi situs resmi kampus tujuan untuk mempelajari syarat umum dan khusus pendaftaran. Kemudian, mengunduh berkas pendaftaran untuk diisi.

Pendaftaran biasanya dimulai pada Maret hingga Mei setiap tahun. Setelah mendaftar, hubungi pihak kampus untuk memastikan apakah dokumen dikirim lewat pos atau bisa lewat email. Pihak kampus akan memproses semua dokumen pendaftaran yang masuk dan biasanya mengumumkan pendaftar yang diterima pada Juni.

Setelah diterima, yakni pada Juli-Agustus, pendaftar akan diberi berkas Visa Application for Study in China (JW202) dan Admission Notice dari kampus. Berkas tersebut dipakai untuk mengurus visa pendidikan (X Visa) di Kedutaan China di Jakarta atau Konsulat China di Medan, Surabaya dan Bali. Lampiran Berkas Aplikasi visa (JW202) dan Admission Notice ketika mengurus visa harus asli.

Jangan lupa memindai (scan) semua berkas persyaratan yang dipakai sebagai salinan pribadi dan antisipasi jika ada hal yang tidak diinginkan. Setelah urusan visa selesai, cari sebanyak mungkin informasi tentang kampus dan negara tujuan dan apakah ada mahasiswa Indonesia yang terdapat di kampus tersebut sebelum berangkat.

Perkuliahan dimulai di awal September. Tetapi, usahakan tiba di kampus tujuan minimal seminggu sebelum kuliah dimulai. Dengan begitu kamu punya cukup waktu untuk beradaptasi dan mengurus segala macam keperluan sebelum masa perkuliahan.

Ahmad Syaifuddin Zuhri

Mahasiswa S2 Program Beasiswa CSC Jurusan Hubungan Internasional Nanchang University, China

Tautan: http://news.okezone.com/read/2015/03/09/65/1115641/tips-cari-daftar-beasiswa-ke-china

Mengapa Pilih Kuliah di Luar Negeri?

Liputan lima tulisan oleh jurnalis Rachmad Faisal Harahap (situs berita okezone.com) mewawancarai pemilik blog. 

http://www.okezone.com, 3 Maret 2015 

JAKARTA – Kuliah di luar negeri kian menjadi pilihan, terutama karena banyak pelajar ingin mendapat dasar pendidikan internasional sebagai bekal menghadapi persaingan global. Alasan pelajar Indonesia berkuliah di luar negeri pun beragam.

Ahmad Syaifuddin Zuhri memilih kuliah di negeri asing karena mendapat tawaran beasiswa dari Kedutaan Besar (Kedubes) China di Jakarta dan sebuah lembaga keagamaan di Semarang. Ahmad kini kuliah di Nanchang University, China.

“Kami menerima beasiswa ini sesuai pilihan studi masing-masing. Satu rombongan kami dari Jawa Tengah ada sembilan orang yang berlatar belakang remaja masjid dan pesantren di Jawa Tengah,” ujar Ahmad, saat dihubungi Okezone, belum lama ini.

Mahasiswa master jurusan hubungan internasional itu melanjutkan, dia berangkat pada September 2011 dan akan menyelesaikan masa studi pada Juli 2015. Teman-teman satu rombongan Ahmad juga sedang menempuh studi S-2 pada berbagai disiplin ilmu seperti jurnalistik, ekonomi, teknologi informasi (TI), perikanan, kajian agama, matematika, dan hubungan internasional (HI).

“Tahun pertama di China wajib ikut kelas bahasa mandarin selama satu tahun, setelah itu baru mengambil S-2 pada 2012. Jadi, total empat tahun. Belajar bahasa mandarin satu tahun dan menempuh studi S-2 selama tiga tahun,” ucapnya.

Kuliah di Luar Negeri Cuma Modal Ujung Jari

Jum’at, 6 Maret 2015

JAKARTA – Zaman sekarang serba canggih dan mudah. Urusan daftar kuliah di luar negeri pun enggak ribet, cukup klik mouse dengan ujung jari. Beres.

Soal diterima atau enggak, tentu urusan belakangan. Tetapi, kemudahan mendaftar ke kampus di belahan dunia lain ini membuat kuliah di luar negeri makin diminati pelajar Indonesia.

Ahmad Syaifuddin Zuhri, misalnya, enggak merasa kesulitan saat mendaftar untuk kuliah di Nanchang University, China. Tentu saja, Ahmad harus mempersiapkan semua berkas pendaftaran agar dapat diunggah di sistem pendaftaran online. Dia juga mendaftar secara online untuk program beasiswa yang diberikan pemerintah Negeri Tirai Bambu melalui China Scholarship Council.

“Jadi, kami datang ke kampus sudah tinggal registrasi ulang dan langsung kuliah,” ujar Ahmad, saat dihubungi Okezone, belum lama ini.

Kemudahan lain saat melanjutkan studi di luar negeri, kata Ahmad, adalah, semua biaya keperluan kuliah sudah ditanggung kampus. Beasiswa yang diterimanya memang membebaskan Ahmad dari tuition fee, registration fee, uang sewa asrama dan biaya hidup bulanan.

“Biaya hidup setiap bulan langsung diberikan ke rekening bank yang bekerjasama dengan kampus,” imbuh Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015 itu.

Cermat Pilih Kampus & Negara Tujuan Studi

Minggu, 8 Maret 2015

JAKARTA – Saat memutuskan kuliah di luar negeri, calon mahasiswa akan memilih negara dan kampus tujuan secermat mungkin. Biasanya, apa sih alasan pertimbangan utama pemilihan kampus dan negara tujuan studi?

Ahmad Syaifuddin Zuhri memilih China sebagai tempat mencari ilmu karena saat ini China menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar dunia dan pertumbuhannya sangat cepat di segala lini. Saat ini, Ahmad kuliah pascasarjana di Nanchang University, China.

“Selain itu, sesama negara di Asia, budayanya hampir sama dan pendidikan juga relatif terjangkau dengan fasilitas yang hampir sama dengan negara maju,” ujar Ahmad.

Mahasiswa master jurusan hubungan internasional itu memilih Nanchang University selain karena mendapat beasiswa dari China Government Scholarship (CSC). Status Nanchang sebagai ibukota dari Provinsi Jiangxi dan termasuk kota yang nyaman, aman dengan biaya hidup yang relatif terjangkau jika dibandingkan dengan kota besar lainnya di China juga jadi pertimbangan.

“Nanchang University juga masuk dari pemerintah China dalam ‘Project 211’, yakni 200 kampus besar yang disiapkan menjadi kampus berskala global di abad ke-21,” ucap Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015 itu.

Tips Mendaftar Kuliah di Luar Negeri

Proses pendaftaran kuliah ke kampus luar negeri memiliki standarnya masing-masing. Ada banyak aturan dan detail yang harus diikuti.

Jangan sampai proses pendaftaran tersebut salah. Karena jika salah sedikit, bisa jadi berkas-berkas pendaftaran akan ditolak oleh kampus tujuan.

Menurut mahasiswa Nanchang University, China, Ahmad Syaifuddin Zuhri, yang harus dilakukan pendaftar saat menjalani proses pendaftaran kuliah di luar negeri yaitu memastikan berkas-berkas pendaftaran sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan dilegalisasi seperti ijazah dan transkrip nilai.

“Setelah semua berkas disiapkan, calon mahasiswa dapat mengunjungi situs resmi kampus yang dituju untuk mempelajari syarat umum dan khusus dari kampus tersebut, serta mengunduh berkas pendaftaran untuk diisi,” ujar Ahmad, saat dihubungi Okezone, belum lama ini.

Mahasiswa master jurusan hubungan internasional itu melanjutkan, pendaftaran kuliah di China biasanya dimulai pada Maret hingga Mei setiap tahunnya. Kita juga bisa memastikan ke kampus apakah dokumen pendaftaran dikirim lewat pos atau bisa lewat email. Biasanya, kata Ahmad, jika diterima di kampus tujuan, calon mahasiswa akan mendapatkan letter of acceptance (LoA) dan berkas aplikasi visa pelajar.

“Setelah urusan visa selesai, cari sebanyak mungkin informasi tentang kampus dan negara tujuan, serta apakah ada mahasiswa Indonesia yang terdapat di kampus tersebut sebelum berangkat,” tuturnya.

Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015 itu menambahkan, perkuliahan secara regular akan dimulai pada awal September. Usahakan minimal seminggu sebelum kuliah dimulai sudah sampai di kampus tujuan.

“Jadi ada waktu untuk beradaptasi dan mengurus segala macam sebelum kuliah,” pesannya.

Sulit Adaptasi Saat Kuliah di Negara Empat Musim

Negara empat musim umumnya membuat mahasiswa Indonesia kesulitan beradaptasi. Maklum, mereka terbiasa dengan iklim tropis.

Kendala cuaca juga dialami Ahmad Syaifuddin Zuhri. Mahasiswa Nanchang University, China ini paling kesulitan dalam beradaptasi dengan empat musim cuaca, khususnya musim dingin dengan suhu udara bisa mencapai di bawah nol derajat celcius.

“Disiasati harus sering makan, mengoles kulit dengan losion agar tidak kering dan berjaket tebal baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan,” kata Ahmad.

Seperti halnya Ryvo, mahasiswa S-2 jurusan hubungan internasional itu tidak terlalu bermasalah dengan hal lain. Alasannya, dia sudah terbiasa hidup mandiri di perantauan sejak menjalani masa SMP di pesantren hingga kuliah S-1 di Semarang.

“Untuk makan setiap hari masak sendiri di asrama, kadang juga makan di kantin halal yang terdapat di kampus. Hampir setiap kampus di China memiliki kantin halal yang dikelola oleh suku Hui Muslim China, untuk di kampus saya ada sekira lima kantin halal,” imbuh Dewan Pembina Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok 2014-2015 itu.

(rfa/okezone.com)

Tautan berita:

http://news.okezone.com/read/2015/03/03/65/1112970/mengapa-pilih-kuliah-di-luar-negeri

http://news.okezone.com/read/2015/03/06/65/1114778/kuliah-di-luar-negeri-cuma-modal-ujung-jari

http://news.okezone.com/read/2015/03/08/65/1115292/cermat-pilih-kampus-negara-tujuan-studi

http://news.okezone.com/read/2015/03/08/65/1115293/tips-mendaftar-kuliah-di-luar-negeri

http://news.okezone.com/read/2015/03/08/65/1115296/sulit-adaptasi-saat-kuliah-di-negara-empat-musim

mmexport1423995593721Rayakan Imlek, Mahasiswa Indonesia diundang ke Balaikota Kota Nanchang

www.rmol.co 23 Februari 2015

Imlek kemarin menjadi momen istimewa bagi mahasiswa Indonesia di kota Nanchang, propinsi Jiangxi, Tiongkok. Pasalnya, mereka diundang secara khusus oleh Department of Foreign Affairs Office atau Waishi Bangongshi pemerintah kota Nanchang di Balaikota Nanchang baru baru ini.

Sebanyak 20 orang perwakilan mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Nanchang diundang dalam rangka merayakan Imlek bersama dengan para pejabat di lingkungan tersebut. Baru kali pertama ini mahasiswa Indonesia diundang oleh instansi tersebut. Apalagi, acara tersebut dihelat di pusat pemerintahan kota, adalah hal yang sangat istimewa karena tidak sembarang orang bisa masuk dan punya akses ke Balaikota itu.

Hubungan mahasiswa Indonesia dengan pihak instansi tersebut sudah berjalan sekitar dua tahun sejak 2012 lalu. Awalnya, Setiap tahun mahasiswa Indonesia diundang berpartisipasi untuk mengisi salah satu acara kebudayaan oleh mereka. Berawal dari keaktifan itulah pada momentum Imlek kemarin para mahasiswa tersebut diundang.

Dari ratusan mahasiswa asing yang berasal dari puluhan Negara yang terdapat di kota Nanchang, Mahasiswa Indonesia adalah satu-satunya mahasiswa asing yang diundang oleh mereka.

Direktur Foreign Affairs Office, Huang Xiaoyan, mengatakan, bahwa pihaknya mengundang mahasiswa Indonesia terebut selain merayakan Imlek bersama adalah ingin mengucapkan terimakasih atas partisipasi mahasiswa Indonesia selama ini yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan mereka.

Acara yang berlangsung sekitar sejam tersebut selain merayakan Imlek dan berramah tamah diisi dengan diskusi oleh kedua pihak. Pihak instansi tersebut meminta komentar, saran dan masukkan dari mahasiswa Indonesia terkait dengan kota Nanchang.

Tak mensiakan momen tersebut, masing-masing mahasiswa tersebut memberi banyak komentar dan masukkan secara apa adanya terkait dengan kota Nanchang. Mulai apresiasi dari fasilitas publik di kota tersebut seperti taman, transportasi dan sebagainya yang semakin nyaman, mudah dan murah sampai tentang kritikan tentang salah satu kekurangan fasilitas publik yang perlu dibenahi.

Dengan dicatat secara detail oleh sekretarisnya, Huang Xiaoyan sangat berterimakasih atas masukan-masukkan tersebut. Ia berpesan kepada mahasiswa tersebut, Nanchang menjadi kota yang terus membangun serta berbenah sehingga membutuhkan banyak masukkan dari berbagai pihak untuk kemajuan kota Nanchang. Saat ini, pihaknya sedang membangun kereta api bawah tanah yang dimulai 2011 lalu sebanyak lima jalur, jalur pertama sudah akan segera beroperasi April nanti.

Ia juga menambahkan, peluang kepada mahasiswa tersebut jika ada pihak dari Indonesia yang ingin bekerjasama seperti program Sister City dengan kota Nanchang, pihaknya akan dengan sangat terbuka membuka kerjasama tersebut. Saat ini, Nanchang sudah melakukan program Sister City dengan 12 kota diseluruh dunia mulai dari AS, Perancis, Brazil, Jerman dan sebagainya.

Nanchang adalah ibukota propinsi Jiangxi, Tiongkok bagian tenggara, yang berpenduduk sekitar lima juta orang, saat ini menjadi salah satu kota modern yang tercepat pembangunannya di Tiongkok dan kota yang nyaman untuk tinggal dengan biaya hidup relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Tiongkok.(Ahmad Syaifuddin Zuhri)

Link:

http://dunia.rmol.co/read/2015/02/22/192768/Rayakan-Imlek,-Mahasiswa-Indonesia-Diundang-ke-Balaikota-Kota-Nanchang-

PPI Tiongkok Teken MoU dengan Garuda Indonesia

Cinderamata

http://www.rakyatmerdeka.co, 15 Mei 2014

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok menandatangani nota kesepahaman atau MoU dengan maskapai nasional Garuda Indonesia. Penandatanganan tersebut dilakukan di sela-sela acara Dialog Nasional dalam Kongres III PPI Tiongkok pada Senin (12/5) kemarin di Wisma KJRI Shanghai oleh Ketua Umum PPI Tiongkok terpilih periode 2014-2015 Danny Wahyudi dan I Wayan Subagia selaku VP Garuda Indonesia wilayah Tiongkok, Taiwan dan Hongkong.

Dialog Nasional yang bertema “Peran Pelajar Memperkokoh Kepemimpinan Baru dalam Mengisi Kemitraan Strategis Komprehensif RI-RRT” tersebut dibuka oleh Konsul Jenderal KJRI Shanghai Kenssy D. Ekaningsih di sela Kongres III Shanghai.

Dengan narasumber Santo Darmosumarto selaku Kepala Bidang Penerangan Sosial Budaya KBRI Beijing dan I Wayan Subagia selaku VP Garuda Indonesia wilayah Tiongkok, Taiwan dan Hongkong, dan bertindak sebagai moderator Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Demisioner.

Konjen Kenssy dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa peran pelajar Indonesia sangat penting dalam hubungan RI-RRT, terlebih hubungan yang bersifat people to people contact karena dari situlah hubungan yang bersifat akar rumput berasal.

Selain itu pelajar Indonesia adalah wakil dari pemerintah RI dalam mengenalkan budaya Indonesia secara langsung ke masyarakat Tiongkok, diharapkan dari hubungan yang baik tersebut bisa memberi pemahaman kepada masyarakat Tiongkok bahwa Indonesia tidak seperti apa yang diberitakan oleh beberapa media disana tentang kasus 1998 yang menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan sebagian masyarakat bahkan akademisi di Tiongkok sampai sekarang.

Ia berharap dengan adanya PPI Tiongkok, para pelajar bisa saling bahu membahu dengan KBRI, KJRI dan stakeholder lainnya dalam mengenalkan Indonesia disana, imbuh Konjen yang asli Yogyakarta tersebut.

Sementara Santo Darmosumarto mengatakan bahwa pelajar Indonesia di Tiongkok yang makin hari makin banyak adalah menjadi keuntungan dan tantangan tersendiri bagi KBRI karena bisa menjadi mitra atau duta di lapangan. Hal itu tentunya mendukung salah satu tugas KBRI yaitu pembinaan mahasiswa dalam upaya pemberdayaan, promosi, pembelajaran dan perlindungan.

Ia juga menerangkan tentang perkembangan hubungan dari sisi pemerintah RI-RRT yang mencapai level tertinggi yakni Kemitraan Strategis Komprehensif yang ditanda tangani pada 2013 lalu, dimana kerjasama tersebut merupakan satu-satunya kerjasama bilateral Indonesia dengan negara asing.

Pembicara lainnya, I Wayan Subagia mengatakan sangat berbahagia bisa bekerjasama dengan PPI Tiongkok apalagi dengan misi yang sama yakni membawa dan mempromosikan Indonesia di Tiongkok.

Ia berharap dengan kerjasama tersebut semakin bisa saling sinergi dalam mensukseskan program pemerintah yang mentargetkan 3 juta wisatawan Tiongkok datang ke Indonesia tahun 2015. Dengan banyaknya wisatawan yang datang maka akan meningkatkan pembangunan Indonesia, tambah pria yang sebelumnya bertugas di wilayah Thailand tersebut.

MoU antara PPI Tiongkok dan Garuda Indonesia adalah momen yang sangat bersejarah dan kerjasama pertama yang dilakukan PPI Tiongkok. sebelum ditandatangani, draf kerjasama tersebut dibahas cukup matang oleh peserta Kongres III dan diharapkan kedepan kerjasama tersebut bisa menjadi contoh bagi PPI Tiongkok yang akan bekerjasama dengan institusi atau pihak swasta lainnya.

Salah satu poin dalam kerjasama tersebut adalah Kerjasama dalam mempromosikan Indonesia dan Garuda Indonesia dalam berbagai bentuk kegiatan baik yang bersifat kultural, edukasi dan sosial di seluruh wilayah daratan Tiongkok. Dalam jangka menengah dan jangka panjang bekerjasama untuk mengembangkan sektor industri pariwisata Indonesia untuk pasar Tiongkok dan PPI Tiongkok akan menjadi mitra utama Garuda Indonesia wilayah Tiongkok dalam mempromosikan Indonesia dan Garuda Indonesia di Tiongkok.

Dari poin-poin MoU tersebut akan diterjemahkan dalam tataran teknis dalam plan of action (PoA)  Oleh kedua belah pihak. (Ahmad Syaifuddin Zuhri)

http://dunia.rmol.co/read/2014/05/15/155360/PPI-Tiongkok-Lakukan-Kerjasama-Bersejarah-dengan-Garuda-Indonesia-

PPI Tiongkok Gelar Kongres III

Pembukaan Dialog Nasional oleh Konjen KJRI Shanghai

Harian Pikiran Rakyat, Selasa, 13/05/2014

Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok menggelar Kongres III dan Dialog Nasional di Kota Shanghai pada Sabtu-Senin, (10-12/5) kemarin. Acara yang bertema “Peran Pelajar dalam Memperkokoh Kepemimpinan Baru Indonesia di Tatanan Global dan Mengisi Kemitraan Strategis Komprehensif RI-RRT ” itu bertempat di Wisma KJRI Shanghai dan dibuka langsung oleh Duta Besar RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia Soegeng Rahardjo.

Selain dihadiri oleh Dubes, dalam pembukaan acara tersebut juga dihadiri oleh Konsul Jenderal KJRI Shanghai Kenssy D. Ekaningsih dan perwakilan KJRI Hongkong Helena Vera Tuanakotta selaku konsul bidang Hubungan Sosial Budaya dan Pers.

Dalam pesannya, Dubes Soegeng Rahardjo menekankan pentingnya keikutsertaan mahasiswa membentuk Indonesia Incorporated di Tiongkok. Sebuah Indonesia Incorporated yang memprioritaskan kepentingan nasional di atas kepentingan individu. Sebuah Indonesia Incorporated yang mendorong segenap stakeholders di Tiongkok dan Indonesia untuk berjalan bersama-sama guna mencapai mimpi yang tinggi,

“Mahasiswa yang tergabung dalam PPIT harus bisa mendorong terciptanya tipe mahasiswa keempat yaitu mahasiswa yang peduli dengan sekelilingnya, aktif berorganisasi dan berprestasi di bidang studinya,” tambahnya.

Selain itu mahasiswa diminta mengembangkan nilai ke-Indonesiaan seperti toleransi dan kebersamaan baik dalam hubungan antara mahasiswa di Tiongkok ataupun interaksi dengan masyarakat setempat.

“Mahasiswa Indonesia juga adalah duta negara, dan di bahu mereka juga diusung citra dan martabat bangsa Indonesia,” ujarnya.

Pada saat pembukaan Kongres, dipimpin oleh Ahmad Syaifuddin Zuhri selaku Pelaksana Tugas Ketua Umum PPI Tiongkok para peserta dan tamu diajak untuk mengheningkan cipta untuk mengingat Almarhum Andrew Jamil, Ketua Umum PPIT periode 2013-2014, yang meninggal pada saat masa jabatannya. Tema besar dari Kongres, yaitu “Unity in Diversity”, merupakan motto Almarhum dalam melaksanakan kepemimpinannya.

Ahmad Syaifuddin Zuhri dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa Kongres III  mempunyai beberapa agenda pembahasan yakni Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus PPI Tiongkok 2013-2014, revisi AD-ART, rancangan Program Kerja Nasional dan Pemilihan Ketua Umum periode 2014-2015 serta membahas isu-isu strategis lainnya.

“Kongres III ini diikuti oleh 19 Cabang PPIT dengan peserta 75 orang, mereka mewakili dari berbagai kota seperti Beijing, Nanjing, Changsa, Tianjin, Harbin, Shenyang, Nanchang, Qingdao, Xiamen, Hangzhou, Shanghai, Chongqing, Guangzhou, Wuhan, Nanning, Guilin, Hefei, Suzhou dan Ningbo” tambah Zuhri yang juga Mahasiswa S2 Jurusan Hubungan Internasional Nanchang University asal Semarang tersebut.

Adrian Limanto selaku ketua panitia pelaksana Kongres III mengatakan menjadi kebanggaan tersendiri PPIT telah mempercayakan Kongres III ini pada teman-teman Shanghai karena menjadi pengalaman yang pertama dan sangat berharga bagi ia dan teman-temannya.

Di penghujung Kongres, Danny Wahyudi mahasiswa Xian Jiaotong Liverpool University Suzhou jurusan Marketing terpilih sebagai Ketua Umum periode 2014-2015 setelah mendapat 10 suara, yang menyisihkan Fathan Sembiring 5 suara dan Aryaprana Nando 4 suara.

Danny Wahyudi, Dalam sambutan terpilihnya mengajak kepada semua unsur di PPI Tiongkok baik yang memilih dia atau tidak bersama-sama membangun dan memajukan organisasi demi semakin mengibarkan Indonesia di Tiongkok.

PPI Tiongkok yang berdiri 28 Oktober 2012 dalam Kongres Pelajar Indonesia di Beijing tersebut awalnya dideklarasikan oleh 14 perwakilan organisasi pelajar di 14 kota di Tiongkok. Sejak akhir tahun 2013 lalu bertambah menjadi 19 Cabang dengan terbentuknya Cabang baru yakni Cabang Harbin, Tianjin, Shenyang dan Qingdao.  (Zuhri)

http://www.pikiran-rakyat.com/node/281269